Selasa, 29 November 2016

Perbedaan Roman, Novel, dan Cerpen

Roman, Novel, dan Cerpen


 
Pernahkah anda membaca roman? Kisah-kisah legendaris Siti Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, Layar Terkembang, Salah Asuhan, Katak Ingin Menjadi Lembu, Anak Perawan Di Sarang Penyamun, Jeumpa Aceh, Atheis, Hulubalang Raja, Di Bawah lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan masih banyak lagi yang lain.
Saat ini roman sudah hampir punah dari dunia sastra Indonesia, padahal Roman adalah salah satu bentuk sastra yang terbaik sepanjang sejarah Indonesia. Dalam roman para penulisnya meniupkan ruh perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda, walaupun dengan bentuk yang samar-samar.
Yang menjadi pertanyaan apakah yang menjadi perbedaan antara roman dengan novel dan cerpen. Cerpen secara garis besar adalah sebuah cerita yang menceritakan sebuah peristiwa dalam hidup seseorang. Novel secara garis besar adalah sebuah cerita yang menceritakan sebagian kecil kisah kisah hidup seseorang. Sedangkan yang terakhir, roman, adalah sebuah cerita yang menceritakan tentang sebagian besar kisah hidup seseorang dan bentuk yang terbaik adalah yang menceritakan kisah hidup seseorang dari ia kecil sampai meninggal.
Berdasarkan kategori ini sebenarnya banyak juga novel yang dapat masuk dalam klasifikasi roman, akan tetapi orang kebanyakan seolah-olah terpaku bahwa roman adalah kisah yang ditulis oleh Anggatan Pujangga Baru dan angkatan-angkatan sebelumnya.
Tabel berikut ini menjelaskan perbedaan antara roman, novel, dan cerpen.

No Unsur Roman Novel Cerpen
1 Alur Kompleks Kompleks Sederhana
2 Konflik Mengubah nasib tokoh secara tragis Mengubah nasib tokoh Tidak mengubah nasib tokoh
3 Panjang cerita Menceritakan kehidupan tokoh secara mendetail sejak lahir sampai dewasa atau meninggal dunia Menceritakan sebagian besar kehidupan tokoh Menceritakan kehidupan tokoh yang dianggap penting
4 Penokohan Karakter tokoh disampaikan secara lebih mendetail Karakter tokoh disampaikan secara mendetail. Karakter tokoh tidak mendetail.

Antara Novel dan Cerpen
Istilah tentang novel antara negara satu dengan negara lain beragam. Dalam bahasa Jerman disebut Novelle. Sedangkan dalam bahasa perancis disebut Nouvelle. Kedua istilah tersebut dipakai dalam pengertian yang sama yaitu prosa yang agak panjang dan sederhana karena hanya menceritakan maksud kejadian yang memunculkan suatu konflik yang mengakibatkan adanya perubahan nasib pelakunya.
Beberapa pendapat mengenai novel dikemukakan oleh para ahli sastra. Namun sampai saat ini belum ada patokan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Novel dalam arti umum berarti cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas yaitu cerita dengan plot dan tema yang kompleks, karakter yang banyak dan setting cerita yang beragam. Novel merenungkan dan melukiskan realitas yang dilihat, dirasakan dalam bentuk tertentu dengan pengaruh tertentu atau ikatan yang dihubungkan dengan tercapainya gerak-gerik hasrat manusia.
Novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Menceritakan sebagian kehidupan yang luar biasa
  2. Terjadinya konflik hingga menimbulkan perubahan nasib
  3. Terdapat beberapa alur atau jalan cerita
  4. Terdapat beberapa insiden yang mempengaruhi jalan cerita
  5. Perwatakan atau penokohan dilukiskan secara mendalam
Novel ialah suatu cerita dengan alur panjang mengisi satu buku atau lebih, yang mengarang kehidupan manusia, yang bersifat imajinatif, menceritakan kehidupan manusia hingga terjadinya konflik yang dapat menyebabkan perubahan nasib bagi para pelakunya.
Manfaat dari membaca novel adalah memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini. Selain itu dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin, memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui, serta dapat menolong pembacanya menjadi manusia yang berbudaya. Hasil cipta sastra akan selalu berbicara masalah manusia dengan segala permasalahan hidupnya, baik hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya maupun manusia dengan penciptanya.
Hasil karya sastra novel mengandung keindahan yang dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik perhatian, menyegarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa yang terdapat dalam karya sastra memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca.
Adapun cerpen mengalami perkembangan yang sangat pesat ketika masa penjajahan Jepang. Pada masa itu segala sesuatu dituntut serba singkat dan cepat. Karena pengaruh suasana, maka dalam mengutarakan perasaannya pengarang juga mengikuti keadaan. Pengarang mengutarakan segala sesuatu secara singkat dan memilih medianya yaitu bentuk cerpen.
Cerpen singkatan dari cerita pendek. Oleh karena itu bentuknya yang pendek, maka yang ditampilkan oleh cerpen hanyalah sebagian saja dari kehidupan yang dialami oleh tokoh cerita.
Sebuah cerpen pada dasarnya menuntut adanya perwatakan yang jelas. Tokoh merupakan pusat sorotan dalam cerita. Unsur penokohan dalam cerpen terasa lebih dominan, daripada unsur yang lain. Dengan membaca cerpen seorang pembaca akan memahami karakter tokoh cerita yang dimiliki. Jadi, membaca cerpen tidak sekedar mengetahui jalan cerita tetapi mengetahui manusia dengan sifat-sifatnya.
Suatu hasil sastra dapat dikategorikan ke dalam cerita pendek harus dilihat dari ruang lingkup permasalahan yang ditampilkan dalam karya sastra tersebut. Biasanya cerpen hanya akan menampilkan satu pokok permasalahan saja dalam cerita. Karena permasalahan yang ditampilkan hanya satu atau permasalahannya tunggal, maka tidak memungkinkan tumbuhnya digresi dalam cerita pendek. Cerpen yaitu kisahan yang memberi kesan tunggal yang dominan tentang suatu tokoh dalam latar dan satu situasi dramatik.
Predikat pendek pada kata cerita pendek bukan ditentukan oleh banyaknya halaman untuk mewujudkan cerita itu atau sedikitnya tokoh yang terdapat dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Jadi, sebuah cerita pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam jenis cerita pendek apabila tidak memenuhi ruang lingkup permasalahan yang dituntut oleh cerita pendek.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cerpen hanya menceritakan permasalahan tunggal. Mengenai jumlah halaman tidak akan berpengaruh banyak terhadap jenis karya sastra ini. Cerita yang pendek belum tentu cerita pendek dan cerita agak panjang pun kadang-kadang dapat dikategorikan sebagai cerpen jika permasalahannya tunggal. Oleh karena permasalahannya tunggal, maka cerpen cenderung pendek.
Adapun perbedaan antara novel dan cerpen adalah sebagai berikut:
  1. Dalam novel terjadi konflik batin, sedangkan dalam cerpen tidak harus terjadi.
  2. Dalam novel, perwatakan digambarkan secara detail, sedangkan dalam cerpen, perwatakan digambarkan secara singkat
  3. Novel memiliki alur lebih rumit, sedangkan dalam cerpen, akhir ceritanya sederhana.
  4. Dalam novel, latar lebih luas dan waktunya lebih lama, sedangkan dalam cerpen, latar hanya sebentar dan terbatas.
  5. Novel lebih panjang karangannya daripada cerpen, sedangkan cerpen lebih pendek karangannya.
  6. Unsur-unsur cerita dalam novel lebih kompleks dan beragam dibandingkan cerpen, sedangkan unsur cerita dalam cerpen relatif sederhana dan pasti tunggal
  7. Novel biasanya ditulis dalam minimal 100 halaman kuarto, sedangkan cerpen biasanya ditulis maksimal 30 halaman kuarto.
  8. Jumlah kata dalam novel minimal 35.000 kata, sedangkan jumlah kata dalam cerpen maksimal 10.000 kata.
  9. Lama untuk membaca novel kira-kira 30-90 menit, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca cerpen hanya 10 menit (bacaan sekali duduk).

Sumber :
 https://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/28/roman-novel-dan-cerpen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar